Friday, July 2, 2010

PNEUMIA HIPERSENSITIVITAS PEKERJA TAMBANG BATUBARA (PPTB) PNEUMOKONIOSIS PEKERJA TAMBANG BATUBARA (PPTB)

Penyakit ini disebabkan oleh paparan debu batubara dalam jangka waktu lama. Ada faktor kerentanan individual dan debu tertentu lebih berbahaya dari yang lainnya. Penyakit ini bisa didapatkan pada pekerja setelah mereka bekerja lebih dari 10 resep gorengan tahun (3,4,8).
Definisi PPTB adalah penyakit akibat penumpukan debubatubara di paru dan menimbulkan reaksi jaringan terhadap debu tersebut. Penyakit ini dibagi atas bentuk simple dan complicatedberdasarkan gambaran foto rontgen toraks.
(3,8,9). Simple Coal Workers Pneumoconiosis (Simple CWP)
Gambaran Klinis Kelainan ini terjadi karena inhalasi debu batubara saja. Secara klinis hampir tidak ada gejala, simple CWP tidak akan memburuk apabila tidak ada paparan lebih lanjut. Hal yang paling penting pada simple CWP ialah penyakit ini dapat berkembang menjadi complicated CWP (3,8)

Resep Roti
Gambaran radiologis
Untuk menilai kelainan radiologis pada pneumokoniosis digunakan klasifikasi standar menurut ILO (10). Perselubungan pada pneumokoniosis dibagi dua golongan, yaitu perselubunganhalus dan kasar. A. Perselubungan halus (small opacities)
Perlu diketahui empat sifat perselubungan untuk menge-tahui penggolongan ini, yaitu bentuk, ukuran, banyak danluasnya perselubungan. Menurut bentuknya dikenal perselubungan halus bentuk lingkar dan bentuk iregular.Ukuran perselubungan dibagi dalam 3 kategori untuk masing- masing bentuk.
Bentuk perselubungan lingkar dibagi berdasarkan diameternya, yaitu : resep puding p = bentuk lingkar dengan diameter sampai 1,5 mm q = bentuk lingkar dengan diameter antara 1,5 – 3 mm r = bentuk lingkar dengan diameter 3 – 10 mm. Bentuk iregular dibagi berdasarkan lebarnya, yaitu : s = perselubungan halus sampai lebar 1,5 mm t = perselubungan sedang dengan lebar antara 1,5 – 3 mm, u = perselubungan kasar dengan lebar antara 3 – 10 mm Untuk menuliskan ukuran dan entuk harus digunakan 2 huruf. Huruf pertama menunjukkan kelainan yang lebih dominan.q/t = perselubungan dengan bentuk q yang dominan, tetapi ada bentuk perselubungan iregular berbentuk t tapikurang banyak dibandingkan dengan bentuk q.Kerapatan (profusion) didasarkan pada konsentrasi atau resep brownies jumlah perselubungan lingkar per satuan area. Dibagi atas kategori 0 sampai 3, dengan rincian sebagai berikut : Kategori 0 = tidak ada perselubungan atau kerapatan kurang dari 1. Kategori 1 = ada peselubungan tetapi tidak banyak jumlahnya. Kategori 2 = perselubungan banyak, tetapi corakan paru masih kelihatan. Kategori 3 = perselubungan sangat banyak sehingga corakan paru sebagian atau seluruhnya menjadi kabur. Pada pembacaan foto toraks pneumokoniosis ada 12 kategori, yaitu :
0/- 0/0 0/11/0
1/1 1/2
2/12/2
2/33/2
3/33/+

Resep Risoles
Angka pertama menunjukkan kerapatan yang lebih domi- nan daripada angka di belakangnya. Pada penentuan klasi- fikasi pneumokoniosis menurut gambaran foto toraks diper- lukan perbandingan dengan film standar.
Menurut distribusi perselubungan, lapangan paru dibagi atas 6 area. Tiap lobus mempunyai 3 area yaitu lobus atas, lobus tengah dan lobus bawah. Kerapatan merupakan petunjuk penting menenuukan derajat beratnya penyakit.
Background image Cermin Dunia Kedokteran No. 74, 199220
Perselubungan kasar (large opacities) Perselubungan ini dibagi atas 3 kategori, yaitu A, B dan C.
Kategori A : Satu perselubungan dengan diameter antara resep bolu 1 ¬ 5 cm atau beberapa perselubungan dengan diametermasing-masing lebih dari 1 cm, tetapi bila diameter tiapperselubungan dijumlahkan maka tidak melebihi 5 cm.
Kategori B : Sam atau beberapa perselubungan yang lebih besar atau lebih banyak dibandingkan kategori A dengan jumlah luas perselubungan tidak melebihi luas lapangan paru kanan atas.
Kategori C : Satu atau beberapa perselubungan yang jumlah luasnya melebihi luas lapangan paru kanan atas atau sepertiga lapangan paru kanan. Pada simple CWP dan kelainan radiologis berupa perselubungan halus bentuk lingkar, perselubungan tersebut dapat ditemukan di mana saja pada apangan paru, tetapi yang paling resep bakso sering di lobus atase (4,8).

Perselubungan halus bentuk p dan q lebih sering ditemukanpada CWP,sedangkan bentuk nodul atau bentuk r lebih seringpada silikosis.Tetapi pada kebanyakan kasus, secara radiologis CWP dan silikosis sukar dibedakan, kecuali bila terdapat kalsifikasi parenchymal opacities atau egg-shell calcification yang khas untuk silicosis.
Beratnya gejala penyakit tidak mempunyai korelasi dengan gambaran radiologis. Demikian jugabesarnyakelainan faalparu juga tidak berkorelasi dengan perubahan resep mie gambaran radiologis (3,8)
Pemeriksaan faal paru Pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan kapasitas vital paks (KVP) merupakan pemeriksaan faal paru yang paling sederhana, dapat diulang dan digunakan secaraluas(5,11) Pemeriksaan ini cukup sensitif untuk mendeteksi kelainan dan mengidentifikasi penderita dengan penyakit yangprogresif. Pemeriksaan sebelum bekerja dan pemeriksaan berkala setelah bekerja dapat mengidentifikasi penyakit dan perkem- bangan kelainan pada orang-orang yang tidak mempunyai gejala. Pemeriksaan flow-volume curve dan volume of isoflow me- rupakan pemeriksaan yang lebih sensitif untuk mendeteksi ke- lainan pada jalan napas kecil.

Resep Ayam
Pengukuran kapasitas difusi (DLCO) sangat sensitif mendeteksi kelainan interstitial, tetapi semua pemeriksaan ini tidak dianjurkan dilakukan secara rutin. Secara umum, mereka yang ada awal pekerjaan telah menunjukkan kelainan, penyakitnya akan berlanjut. Mereka hendaknya diberi tahu tentang kelainan ini dan dianjurkan untuk menukar pekerjaan Faal paru pada simple CWP biasanya tidak menunjukkankelainan. VEP1 akan menurun sedikit bila seseorang telah be- kerja di dalam tambang selama 30 tahun, pemeriksaan kapasitas difusi biasanya normal resep ikan
Complicated Coal Workers Pneumoconiosis atau Fibrosis Masif Progresif (FMP)
Complicated CWP ditandai oleh timbulnya fibrosis yang luas dan hampir selalu terdapat di lobus atas (3) . Fibrosis masif progre-sif didefinisikan sebagai lesi dengan diameter melebihi 3 cm, terjadi oleh karena satu atau lebih faktor berikut, yaitu :
1) Terdapat silika dalam debu batubara.
2) Konsentrasi . debu batubara yang sangat tinggi.
3) Infeksi mikobakteria tipikal atau atipik.
4) Faktor imunologi penderita yang buruk.

Setiap bayangan dengan diameter lebih besar dari 1 cm terlihat pada foto toraks resep masakan padang pekerja tambangbatubara dengan simple CWP dianggap sebagai fibrosis masif progresif, kecuali bila terbukti ada penyakit lain seperti taberkulosis Gambaran Klinis Pada stadium awal penyakit, gejala dan tanda kalaupun ada,hanya sedikit. Batuk dan sputum menjadi lebih sering, sputum berwarna hitam (melanoptisis). Bila penyakit berlanjut terjadikolaps lobus, biasanya lobus was. dan sering terjadi deviasitrakea. Selanjutnya timbul gejala sesak pada waktu melakukan aktivitas, dan berkembang menjadi gagal napas akibat obstruksidan restriksi paru, korpulmonale, hipertensi pulmonal dan gagal ventrikel kanan resep donat

No comments:

Post a Comment