Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek tertentu, yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan, senang tidak senang,setuju dan tidak setuju, baik tidak baik menifestasi sikap tidak langsung dapat dilihat,tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menun jukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulasi sosia(Notoatmdjo, 2005).
Menurut Notoatmodjo (2003), sikap menggambarkan suka atu tidak suka seseorang terhadap suatu objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang terdekat. Sikap terhadap nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
a. Sikap akan terwujud dalam tindakan tergantung pada saat situasi saat itu. Misalnya seseorang ibu yang anaknya sakit ingin segera membawa anaknya ke puskesmas, tetapi pada saat itu ibu tersebut tidak mempunyai uang, sehingga gagal membawa anaknya ke puskesmas.
b. Sikap akan diikuti/tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu pada pengalaman orang lain. Misalnya seseorang ibu tidak bersedia membawa anaknya yang sakit keras ke rumah sakit, walapun sikap ibu tersebut mempunyai sikap yang positif terhadap rumah sakit, namun ibu tersebut teringat terhadap anaknya yang meninggal di rumah sakit tersebut.
c. Sikap akan diikuti/tidak diikuti oleh tindakan berdasarkan pada banyak/sedikitnya pengalaman seseorang , misalnya seorang ibu dalam keluarga melakukan program KB,dengan kontrasepsi IUD mengalami pendarahan.meskipun ibu tersebut mempunyai sikap positif terhadap KB, tetapi tetap tidak bersedia melakukan KB dengan alat kontrasepsi apapun.
d. Nilai (value). Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai- nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menjalani hidup bermasyarakat.
Menurut Niven (2002),sikap memiliki tiga komponen yaitu:
a. Komponen kognitif (keyakinan ). Sikap mengandung pemikiran atau kepercayaan tentang seseorang atau objek.
b. Komponen emosi (perasaan). Komponen ini berhubungan dengan perasaan dan emosi tentang seseorang atau sesuatu
c. Komponen prilaku (tindakan)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting. Suatu contoh misalnya,seorang ibu yang mendengar tentang polio (penyebabnya,pencegahanya,dan sebagian). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berfikir dan berusaha agar anaknya tidak kena penyakit polio. Dalam berfikir ini, komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berminat untuk mengimunisasi anaknya untuk mencegah supaya anaknya tidak kena polio.ibu ini mempunyai sikap tertentu terhadap objek berupa penyakit polio (Notoatdmodjo,1993).
Sikap memiliki tiga fungsi, atara lain:
a. Sikap mempunyai fungsi organisasi. Keyakinan yang terkandung dalam sikap sikap kita memungkinkan kita mengorganisasikan pengalaman social kita, membebankan padanya perintah terterntu dann memberinya makna;
b. Sikap memberikan kegunaan,kita menggunakan sikap untuk menegaskan sikap orang lain dan selanjutnya memperoleh persetujuan social;
c. Sikap memberikan fungsi perlindungan. Sikap menjaga kita dari ancaman terhadap harga diri kita.
MenurutNotoadmodjo (2003) sikap terdiri dari berbagai tingkat, antara lain:
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau tau memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap seorang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi
b. Merespon (Responding)
Merespon dapat diartikan sebagai memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Misalnya menjawab tentang pertanyaan pengertian gizi seimbang.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya) untuk pergi menimbang anaknya ke Posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut mempunyai sikap positip tentang gizi anak.
d. Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko. Misalnya seorang ibu mau menjadi aseptor KB meskipun mendapat tentangan dari mertuanya atau orang tuanya sendiri.
Menurut Niven (2002), pembentukan sikap terdiri dari tiga hal,antara lain:
a. Pengkondisian instrument. Misal orang tua yang akan memberi imbalan pada anaknya yang bersikap baik dan menghukumnyajika bersikap kurang baik.
b. Pembentukan model. Hal yang paling mempengaruhi pada tahap ini adalah meniru. Anak yang terus memperhatikan prilaku orang dewasa sebagai sumber imformasinya dan akan membawa dampak ke depannya ,positif maupun negative
c. Pengalaman langsung. Dengan pengalaman langsung pada objek,seorang akan menentukan pendapatnya pada objek tersebut. Misalnya sikap pemberian gizi yang baik pada anak dengan cara ibu yaqng berpengalaman terhadap pemberian status gizi.
No comments:
Post a Comment