Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Ngastiah, cit Hartiningsih, 2007). Tugas perkembangan yang harus dilewati anak yaitu :
1) Tugas perkembangan keterampilan motorik yang dialami anak yaitu dengan belajar keterampilan. Keterampilan motorik anak seperti keterampilan tangan misalnya makan sendiri, berpakaian sendiri, mandi sendiri, dan lain-lain.
2) Dalam memperoleh kemajuan berbicara, anak memiliki kebutuhan dan dorongan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi untuk memperoleh kemahiran.
3) Perkembangan emosi, dimana emosi yang menonjol pada anak usia pra sekolah adalah marah, takut, cemburu, iri hati, gembira, sedih, kasih sayang dan lain-lain.
4) Sosialisasi masa pra sekolah disebut juga sebagai masa berkelompok, dasar untuk sosialisasi diletakkan dalam meningkatkan hubungan antara anak dengan teman sebayanya.
5) Perkembangan konsep (pengertian)
Merupakan peningkatan kemampuan intelektual terutama kemampuan berpikir dan melihat hubungan (Hurlock, cit Hartiningsih, 2007).
Kebutuhan dasar anak secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1) Kebutuhan asuh (fisis-biomedis)
Kebutuhan asuh meliputi kebutuhan akan nutrisi dan perlindungan kesehatan. Upaya pemenuhan kebutuhan tersebut meliputi pemberian makanan yang sesuai dengan umurnya dan perbaikan lingkungan, pemantauan kesehatan anak serta imunisasi disamping peningkatan status kesehatan ibunya sendiri.
2) Kebutuhan asih (emosi)
Yang dimaksud dengan asih adalah ikatan yang erat, serasi dan selaras antara ibu dan anaknya berupa kebutuhan emosi dan kasih saying. Menurut Abdullah Nashih Ulwan, setiap orang tua secara fitrah di dalam hatinya akan tumbuh perasaan cinta terhadap anak dan akan tumbuh pula perasaan psikologis lainnya, berupa perasaan kebapakan dan keibuan untuk memelihara, mengasihi, menyayangi dan memperhatikan anak. Andai perasaan-perasaan psikologis semacam itu tidak ada, niscaya species manusia ini akan lenyap dari permukaan bumi. Kedua orang tua tidak akan sabar memelihara anak-anak mereka, tidak akan mau mengasuh dan mendidik, tidak akan memperhatikan persoalan dan kepentingan-kepentingan anaknya.
3) Kebutuhan asah (stimulasi).
Sedangkan yang dimaksud asah (kebutuhan akan stimulasi) adalah pemberian stimulasi kepada anak (baik disengaja, disadari, maupun tidak) akan merupakan proses belajar, pendidikan dan pelatihan pada anak. Stimulasi ini perlu diberikan sedini mungkin. Pada usia balita pola hidup anak adalah bermain. Oleh karena itu, hendaknya pemberian stimulasi bermain pada balita dilakukan dengan cara bermain dan informal. Stimulasi bermain berfungsi untuk perkembangan psikososial seperti kreativitas dan kemandirian. Pada asah, selain digunakan alat permainan yang bersifat edukatif dan kreatif (apek), stimulasi verbal atau komunikasi verbal dengan anak juga memegang peranan sangat penting sehingga harus diberikan sedini mungkin. Hal ini akan membantu perkembangan keterampilan berbahasa anak dan akan menunjang pendidikan formalnya kelak. Stimulasi mental juga berperan dalam kebutuhan asah yang berfungsi untuk perkembangan religius (beragama), dan moral etika.
Ketiga kebutuhan dasar anak tersebut sangat mempengaruhi perkembangan psikomotornya. Lingkungan anak yang diharapkan mampu menyediakan kebutuhan dasar tadi dalam kehidupan sehari-hari diwujudkan oleh suasana pengasuhan anak
No comments:
Post a Comment