Menurut Supariasa, (2002) gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsikan secara normal melalui digesti, absorbsi, trasportasi, penyimpanan metabolisme dan penyerapan zat-zat yang digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ serta menghasilkan energi.
Konsumsi makana sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umun pada tingkat setinggi mungkin. Faktor primer adalah susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan makanan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktot yang menyebabkan zat-zat gizi tidak nyampe di sel – sel tubuh setelah makann dikonsumsi. Misalnya foktor-faktor yang menyebabkan terganggunya pencernana, seperti gigi geligi yangn tidak baik, kelainan struktur saluran cerna, dan kekurangan emzim ( Almatsier, 2003).
Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan seseorang, tetapi status kesehatan juga mempengaruhi status gizi. Imfeksi dan demam dapat menyebabkan merosotnya nafsu makan atau kesulitan menelan dan mencerna makanan. Parasit dalam usus, seperti cacing gelanh dan cacing pita bersaing dalam tubuh dalam memperoleh makanan dan dengan demikian menghalangi zat gizi kedalam arus darah. Keadaan yang demikian membentuk terjadinya kurang gizi ( Almatsier, (2003).
No comments:
Post a Comment